Minyak jelantah (waste/used cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak kelapa sawit, minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak jelantah ini merupakan minyak bekas pemakaian penggorengan kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluaran kuliner, misalkan untuk dijernihkan kembali dan digunakan untuk menggoreng kembali, ataupun digunakan untuk pembuatan sambal.
Namun bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Minyak jelantah ini, bila dibuang ke saluran pembuangan dapur atau ke septik tank, akan berakibat tersumbatnya saluran air buangan yang ada di rumah, dan juga akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan air sungai dan air tanah.
Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Sedangkan bila dibuang ke saluran air, akan mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Pemanfaatan yang baik dan benar dari limbah minyak jelantah adalah dengan melakukan daur ulang menjadi bahan bakar biodisel, sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Gereja Santa Helena, Curug, Tangerang, melalui program Rumah Peduli, telah melakukan pengumpulan minyak jelantah dari umat, sebagai bagian dari Iman, serta wujud nyata Cinta pada Lingkungan dan Sesama.
Mari bersama kita kumpulkan Minyak Jelantah yang kita miliki, dan kita bawa sebagai persembahan di Rumah Peduli, di bawah pohon mangga, pojok dekat Bedeng Gereja Santa Helana.
Terima kasih atas partisipasinya.
Salam Peduli
info, saran & kerjasama:
email: tjaturprasetijono@yahoo.co.id
hp / whatsapp: 0812-1040-8955
twitter: @tjaturpras
LINE: tjaturpras